Oleh : Arsenio Bagas Pamungkas)*
Toleransi antarumat beragama menjadi fondasi utama dalam menciptakan kenyamanan selama perayaan Imlek 2025. Dalam keberagaman yang menjadi identitas bangsa, sikap saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda menjadi faktor penentu dalam menjaga harmoni sosial.
Perayaan Imlek bukan sekadar momentum keagamaan bagi umat Khonghucu, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, kedamaian, dan kebersamaan yang harus senantiasa dijaga oleh seluruh masyarakat.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa toleransi antarumat beragama merupakan kunci utama dalam menciptakan kedamaian dan kesejahteraan. Ketika setiap individu menjalankan ajaran agamanya dengan baik, hubungan sosial akan semakin erat.
Kedekatan dengan ajaran agama sendiri justru memperkuat keterikatan dengan agama lain, karena pada dasarnya lebih banyak persamaan daripada perbedaan dalam setiap ajaran keagamaan.
Mempertahankan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh tokoh agama, seperti Buddha Sidharta Gautama, Nabi Isa Al-Masih, dan Nabi Muhammad SAW, menjadi langkah konkret dalam membangun keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan bahwa Imlek tidak hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi ajang refleksi terhadap nilai-nilai perdamaian dan solidaritas sosial.
Dalam masyarakat yang kaya akan keberagaman, toleransi menjadi elemen penting dalam membangun bangsa yang damai. Toleransi yang terjalin erat terlihat dari kebersamaan berbagai elemen masyarakat dalam menjaga kenyamanan perayaan Imlek, termasuk partisipasi aktif dalam pengamanan tempat ibadah seperti vihara dan klenteng. Kesadaran untuk menghormati keyakinan masing-masing menjadi wujud nyata dari sikap toleran yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Puan menyoroti bahwa berbagai perayaan keagamaan kerap menjadi momen yang memperkuat persaudaraan antarumat beragama. Perayaan Imlek menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjaga harmoni dalam keberagaman.
Keterlibatan masyarakat dari berbagai latar belakang dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan menunjukkan bahwa toleransi bukan sekadar konsep, tetapi telah menjadi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sikap saling menghormati, mendengarkan, dan bekerja sama menjadi kunci dalam meredam potensi konflik yang bisa muncul akibat perbedaan yang ada.
Dari sisi keamanan, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika memastikan bahwa pengamanan tempat ibadah selama perayaan Imlek berlangsung dengan optimal. Seluruh jajaran kepolisian, didukung oleh TNI dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, bekerja sama untuk menjaga situasi tetap kondusif.
Masyarakat diharapkan turut serta dalam menciptakan suasana aman dan damai dengan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Kesadaran kolektif ini menjadi pilar utama dalam memastikan perayaan Imlek berjalan dengan lancar.
Polda Lampung menerjunkan lebih dari seribu personel guna memastikan setiap prosesi ibadah berlangsung dengan lancar dan khidmat. Langkah ini mencerminkan komitmen kuat aparat dalam menjaga kebebasan beribadah bagi seluruh warga negara.
Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam menjaga kenyamanan perayaan juga menjadi bukti nyata bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan yang mempererat persatuan. Lampung, sebagai daerah dengan tingkat keberagaman tinggi, diharapkan mampu menjadi contoh bagi provinsi lain dalam menegakkan sikap toleransi dan keharmonisan sosial.
Perayaan Imlek tidak hanya dirayakan oleh umat Khonghucu, tetapi juga menjadi bagian dari kebudayaan nasional yang dihormati oleh berbagai lapisan masyarakat. Keberagaman budaya dan agama yang ada di Indonesia harus dijadikan sebagai modal utama dalam mempererat persatuan, bukan sebagai pemicu perpecahan. Menciptakan suasana harmonis selama perayaan Imlek menjadi tanggung jawab bersama agar setiap individu dapat merasakan kenyamanan dan kedamaian tanpa adanya gangguan.
Kesadaran akan pentingnya toleransi tidak boleh berhenti hanya pada perayaan keagamaan tertentu. Sikap saling menghormati harus terus dipupuk dalam kehidupan sehari-hari. Membangun komunikasi yang baik, memahami perbedaan tanpa menjadikannya sebagai pemisah, serta saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan menjadi langkah konkret dalam menjaga persatuan bangsa. Dengan menanamkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial, setiap individu dapat turut serta dalam menjaga keharmonisan di tengah masyarakat yang plural.
Toleransi bukan hanya sekadar konsep yang digaungkan, tetapi harus menjadi budaya yang terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Perayaan Imlek 2025 menjadi momen yang tepat untuk semakin memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman.
Dengan sikap saling menghormati, menjaga keamanan, serta berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang damai, setiap individu dapat berkontribusi dalam membangun Indonesia yang harmonis dan sejahtera. Perbedaan yang ada bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang perlu dirawat demi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua. (*)
) *Penulis adalah kontributor Persada Institute