Senin, 16 Sep 2024
Opini

Buka ISF 2024, Indonesia Dorong Kolaborasi Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Oleh : Rano Hidayat )*

Indonesia secara resmi membuka forum Internasional Indonesia Sustainability Forum pada 5 September 2024 di Jakarta Convention Center. Dalam acara yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo tersebut, Indonesia kembali mengajak pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Dalam pembukaan forum tersebut, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh negara untuk bekerja sama dalam menangani isu-isu lingkungan yang semakin mendesak. Presiden Jokowi juga menegaskan pentingnya kolaborasi global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sebagai langkah konkrit, Indonesia berkomitmen untuk mencapai net-zero emission dan berkontribusi bagi dunia, dengan potensi energi terbarukan yang melimpah, seperti PLTS apung di Waduk Cirata dan hutan mangrove terbesar di dunia.

Indonesia Sustainability Forum 2024 memiliki bobot yang berbeda dengan pertemuan yang sebelumnya dari sisi jumlah undangan maupun isu-isu yang dibahas, serta putusan-putusan yang telah dihasilkan.

Pertemuan internasional Indonesia Sustainability Forum menghasilkan sejumlah kesepakatan-kesepakatan strategis yang dapat menjadi acuan bagi seluruh negara-negara peserta dalam menghadapi berbagai permasalahan global yang sedang dihadapi bersama.

Ancaman kerusakan dunia yang semakin dan tidak mudah diperbaharuai menjadi pekerjaan rumah seluruh negara-negara peserta khusus serta menjadi tantangan bagi dunia pada umum.

Indonesia sejak pelaksanaan ISF yang pertama di tahun 2023, Indonesia telah mengambil peran strategis. Banyak keputusan-keputusan penting yang dihasilkan atas inisiatif Indonesia. Sebagai negara yang memiliki pengalaman dalam menghadapi situasi global, Indonesia saat ini Indonesia menjadi salah satu poros penggerak bagi negara-negara berkembang dalam menghadapi berbagai fenomena

Indonesia Sustainability Forum tahun 2023 telah meraih kesuksesan besar, dengan jumlah peserta yang cukup besar, yaitu lebih dari 2.500 peserta dari lebih dari 40 negara. Forum yang berlangsung selama dua hari sebagai bagian dari pra-acara KTT ASEAN 2023 ini menampilkan 24 sesi pleno dan tematik, didukung oleh 12 sponsor domestik dan internasional serta 13 mitra pengetahuan. Acara yang berdampak besar ini menghasilkan penandatanganan 8 Nota Kesepahaman (MoU) dan menandai peresmian Akademi Keberlanjutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama di Indonesia. Di antara para tamu undangan yang hadir, terdapat lebih dari 10 kepala negara, menteri, dan pemimpin lembaga internasional, termasuk Perdana Menteri Papua Nugini, Direktur Pelaksana IMF, dan Presiden Bank Dunia.

Dunia menghadapi risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ancaman kerusakan yang tidak dapat dipulihkan akibat melonjaknya tingkat emisi gas rumah kaca (GRK). Sebagai sebuah negara, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam upaya iklim global. Dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar, melebihi 440 GW dan cadangan mineral penting untuk dekarbonisasi seperti nikel, timah, dan tembaga, Indonesia memiliki posisi yang baik untuk mendorong pengembangan industri yang berkelanjutan. Indonesia juga memiliki beragam ekosistem yang menyimpan hingga 1 Gt CO2, yang memberikan peran penting dalam penyerapan karbon global.

Dengan latar belakang ini, Indonesia Sustainability Forum (ISF) didirikan sebagai platform untuk mendorong kolaborasi dan berbagi praktik terbaik antar pemangku kepentingan dalam aksi dekarbonisasi, yang pada akhirnya akan memajukan upaya bersama global dalam mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan.

Indonesia terbuka untuk bermitra dengan siapapun untuk memaksimalkan potensi energi hijau, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Forum ini menjadi tempat untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dalam menghadapi tantangan iklim.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin menyampaikan ajang ini mempertemukan para pemimpin dunia, CEO, dan pakar keberlanjutan dalam mendorong terobosan bisnis untuk mengatasi isu perubahan iklim. Berbagai yang dapat di indentifikasi dalam perubahan iklim terkait transisi energi, industri hijau,

Isu-isu yang diusung sangat fundamental yakni Transisi Energi , dimana Transisi Energi di negara-negara berkembang yang saat ini belum di optimalkan. Hal ini butuh dorong konkrit seluruh peserta dari berbagai untuk mengambil langkah-langkah yang strategis dalam menghadapi permasalahan energi. Setiap negara memiliki peran sentral dalam mengendalikan dan memberdayakan energi sehingga masa depan seluruh dunia tentang energi bisa di jawab dengan berbagai langkah melalui elaborasi.

Green Industry: Energy Storage Solution and the Role of Critical Minerals atau Industri Hijau, Solusi Penyimpanan Energi dan Peran Mineral Penting. Isu ini memiliki daya tarik karena diharapkan mampu menjadi solusi dalam mengoptimalkan penggunaan energi. Energi hijau yang merupakan mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam menggunakan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksi agar dapat menyeimbangkan perkembangan industri dengan pemeliharaan fungsi lingkungan yang bermanfaat bagi manusia.

ISF menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, menciptakan kolaborasi, dan merumuskan langkah konkret untuk masa depan yang lebih baik. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan penuh masyarkat agar kelancaran forum ini dapat berjalan dengan baik dan sukses sesuai dengan yang dikehendaki.

)* Penulis adalah pengamat hubungan internasional

Tags:#Indonesia#news#update


Baca Juga