Oleh: Lukas Mote*
Beberapa simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam upacara yang dihadiri oleh anggota TNI, Polri, serta tokoh masyarakat setempat, mereka secara resmi menyatakan kesetiaan mereka kepada Indonesia. Momen ini adalah bukti nyata bahwa separatisme oleh OPM semakin kehilangan relevansi, dan Papua sebagai bagian integral dari NKRI harus terus diperjuangkan untuk damai dan sejahtera.
Langkah ini bukan sekadar seremonial, tetapi mencerminkan perubahan mendalam di dalam diri para simpatisan OPM yang menyadari bahwa jalan separatisme tidak akan membawa kemajuan bagi masyarakat Papua. Ikrar ini juga menjadi sinyal kuat bagi para anggota OPM lainnya yang masih berada di luar sana, bahwa ada jalan lain jalan kebersamaan dalam bingkai NKRI yang jauh lebih menjanjikan masa depan cerah bagi Papua.
Letnan Kolonel Inf Dian D. Setyadi, Komandan Satuan Tugas Yonif 509 Kostrad, yang memimpin langsung kegiatan ini, memberikan apresiasi besar atas keputusan para simpatisan yang memilih kembali ke NKRI. Menurutnya, langkah tersebut sangat penting dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk kembali adalah sebuah keputusan yang harus dihargai dan dapat menjadi contoh bagi simpatisan OPM lainnya.
Setyadi menambahkan bahwa para simpatisan OPM tersebut tidak hanya sekadar menyerah, tetapi juga siap untuk kembali berkontribusi dalam masyarakat. Mereka akan diberikan pembinaan dan pendampingan agar dapat berperan aktif dalam pembangunan Papua. Masyarakat Papua harus terus didorong untuk berpartisipasi dalam program-program pemerintah yang berfokus pada perdamaian dan kesejahteraan wilayah ini. Dengan pendekatan yang humanis dan persuasif dari TNI-Polri, semakin banyak simpatisan yang memahami bahwa NKRI adalah rumah bersama yang bisa memberikan kedamaian dan kemakmuran.
Patut diakui bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi humanis dan persuasif yang diterapkan oleh aparat keamanan. Alih-alih menempuh tindakan represif, TNI dan Polri lebih mengedepankan pendekatan deradikalisasi dan reintegrasi. Dengan cara ini, para simpatisan OPM diberikan kesempatan untuk melihat masa depan mereka di dalam NKRI. Banyak dari mereka yang akhirnya menyadari bahwa separatisme bukanlah solusi bagi permasalahan yang dihadapi Papua. Sebaliknya, bersatu di bawah naungan NKRI menawarkan lebih banyak peluang untuk kehidupan yang lebih baik.
Dalam konteks ini, masyarakat Papua perlu memberikan dukungan penuh terhadap seluruh kebijakan pemerintah dalam menciptakan situasi aman dan kondusif. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya melalui berbagai program pembangunan, peningkatan kesejahteraan, dan pembukaan akses ekonomi yang lebih luas bagi Papua. Kehidupan yang lebih baik hanya dapat dicapai apabila seluruh elemen masyarakat turut serta menjaga stabilitas keamanan. Peran aktif masyarakat dalam mendukung program pemerintah adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan Papua yang damai dan sejahtera.
Keputusan beberapa simpatisan OPM untuk kembali ke NKRI adalah bukti nyata bahwa gerakan separatisme di Papua sudah kehilangan relevansi. Pemerintah, melalui berbagai kebijakan dan pendekatan yang lebih humanis, telah menunjukkan bahwa masa depan Papua ada di dalam bingkai persatuan Indonesia, bukan dalam perpecahan.
Ketua Garuda Merah Putih Republik Indonesia, Yonas Alfons Nussy mengimbau agar seluruh elemen masyarakat di Papua tidak lagi melakukan pergerakan yang menentang Pancasila dan UUD 1945. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 sudah final, dan Papua merupakan bagian integral dari NKRI yang tidak terpisahkan.
Tentu saja, jalan menuju perdamaian tidak mudah. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, memastikan bahwa semua warga Papua merasakan manfaat dari pembangunan yang sedang berlangsung. Namun, dengan semakin banyaknya simpatisan OPM yang kembali dan menyatakan kesetiaan mereka kepada NKRI, kita bisa optimis bahwa Papua akan memasuki era baru yang lebih damai dan makmur.
Pemerintah, TNI-Polri, dan masyarakat Papua harus bersatu padu dalam menjaga keamanan di wilayah tersebut. Potensi konflik hanya dapat diminimalisir apabila seluruh elemen masyarakat mendukung upaya perdamaian. Semakin banyak simpatisan OPM yang memilih untuk kembali, semakin kuat pula keyakinan bahwa separatisme bukanlah jawaban atas permasalahan Papua.
Kembali ke NKRI bukan hanya sebuah keputusan politik, melainkan sebuah langkah strategis bagi masyarakat Papua dalam meraih masa depan yang lebih baik. Dengan dukungan masyarakat, upaya pemerintah dalam menciptakan Papua yang damai dan sejahtera dapat terwujud.
Pada akhirnya, Papua yang damai dan sejahtera bukanlah mimpi, melainkan kenyataan yang sedang dibangun bersama. Masyarakat Papua dan seluruh bangsa Indonesia harus terus bersinergi untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan di Papua akan memastikan bahwa masa depan yang lebih baik dapat tercapai. Dengan semakin melemahnya dukungan terhadap gerakan separatisme, kita bisa optimis bahwa era baru bagi Papua kini sudah di depan mata.
*Penulis merupakan mahasiswa Orang Asli Papua